Links

Web Stats

    Page Views   Page View

    Visitors   51176 Hit Pengunjung

    Visitor Online   4 Pengunjung Online

Wahyu Widiantara – Widayati Purwaningsih

27 Desember 2011

Mahasiswa S1, Teknik Kimia, FT UGM

Judul tugas akhir:

 Pra-rancangan Pabrik Biodiesel yang Beroperasi Secara Kontinyu dari Limbah CPO (Palm Fatty Acid Distillate) Menggunakan Teknologi Reactive Distillation

Outline:

Inovasi teknologi pembuatan biodiesel secara kontinyu dapat dilakukan dengan teknologi reactive distillation. Prinsip teknologi ini adalah menggabungkan reaktor dan unit pemurnian ke dalam satu unit operasi.Di bagian tengah merupakan zona reaksi yaitu tempat terjadinya reaksi pembentukan biodiesel. Pada bagian atas merupakan zonarecovery metanol. Sementara itu, pada bagian bawah menjadi zona pemurnian biodiesel.

Proses pembuatan biodiesel ini menggunakan bahan baku PFAD (Palm Fatty Acid Distillate) yang merupakan limbah dari pemurnian minyak goreng. Produksi PFAD yang cukup besar (±5% dari pengolahan CPO, atau setara dengan 900.000 ton PFAD/ tahun ketika produksi CPO Indonesia mencapai ±18 juta ton/tahun pada tahun 2009) merupakan tantangan tersendiri karena PFAD belum terserap sepenuhnya dalam dunia industri. Kandungan PFAD adalah free fatty acids (FFA) sekitar 85% dan trigliserida (TG) sekitar 15%, sehingga akan dilakukan dua proses besar untuk mengkonversi PFAD menjadi metil ester (biodiesel) yaitu esterifikasi untuk mengkonversi FFA menjadi metil ester dan air, sedangkan proses selanjutnya adalah transesterifikasi untuk mengkonversi TG menjadi metil ester dan gliserol.

Secara umum, proses yang digunakan dalam pabrik ini terdiri dari reaksi dan pemisahan. Alat-alat yang digunakan terdiri dari melteruntuk melelehkan PFAD, kolom reactive distillation untuk tempat reaksi dan pemisahan, neutralizer untuk penetralan sisa FFA dan sisa TG, washer  untuk pelarutan garam-garam yang terbentuk, decanter untuk pemisahan fase berat dan ringan, heat exchanger untuk penyesuaian suhu komponen dan alat-alat pendukung lainnya.

Prarancangan pabrik biodiesel ini didasari oleh program pemerintah tentang Kebijakan Energi Nasional, sehingga realisasi dari pabrik ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan akan biodiesel sebagai bahan bakar pengganti minyak bumi yang persediaannya semakin menipis.