Links

Web Stats

    Page Views   Page View

    Visitors   46132 Hit Pengunjung

    Visitor Online   1 Pengunjung Online

Peluang bisnis biodiesel masih terbuka

16 May 2012

 

Saat ini belum semua kebutuhan energi khususnya solar dapat dipenuhi oleh produksi domestik. Pada tahun 2011 tercatat produksi domestik sebesar 18,34 juta kL. Padahal kebutuhan dalam negeri mencapai 21,2 juta kL. Untuk menekan laju impor solar tersebut, PT Pertamina disarankan lebih meningkatkan produksi biodiesel dalam negeri. Kenaikan jumlah biodiesel ini dapat dipakai untuk menaikkan penggunaan fatty acid methyl ester (FAME) pada biosolar dari 5 persen menjadi 10 sampai 20 persen. Dalam jangka menengah Pertamina juga perlu menambah SPBU biosolar yang selama ini hanya terdapat di beberapa kota besar. Demikian paparan yang disampaikan oleh Prof. Dr. Arief Budiman pada Seminar Nasional “Perkembangan Riset dan Teknologi di Bidang Industri”  di Ruang Sidang Kantor Pusat Fakultas Teknik UGM belum lama ini (16/5).

Menurut Arief, “Dalam Peraturan Presiden No. 5/ 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional menyebutkan kuota BBN jenis biodiesel pada tahun 2011-2015 sebesar 3 persen dari konsumsi energi nasional. Atau ekivalen dengan 1,5 juta kL. Padahal kapasitas produksi biodiesel dalam negeri baru mencapai 680 ribu kL. Sehingga peluang bisnis biodiesel masih sangat menjanjikan”.

“Saat ini UGM telah memiliki mini plant biodiesel yang beroperasi secara kontinyu dengan kapasitas 150 liter/hari. Tim peneliti dan pengembang teknologi biodiesel ini berharap kedepan dapat dilakukan scale up, sehingga dapat berdiri pabrik biodiesel skala besar karya anak bangsa”, beber Arief yang saat ini menjabat sebagai Direktur Frontier Research Center for Smart Energy and Eco-efficiency (ForSEE), FT UGM.

Pada kesempatan pembukaan seminar, ketua panitia Dr. Deendarlianto menyampaikan pentingnya diseminasi hasil penelitian, baik lewat seminar maupun media yang lain. Tanpa diseminasi hasil penelitian hanya akan menjadi laporan yang tersimpan di perpustakaan yang belum tentu dibaca. Disamping itu ditekankan pula perlunya inovasi didalam pengembangan teknologi. “Jika peneliti-peneliti melakukan inovasi teknologi dibidangnya masing-masing, tidak mustahil dalam waktu 30-40 tahun ke depan, Indonesia akan menjadi negara maju yang disegani”, imbuh dosen Teknik Mesin dan Industri, FT UGM yang biasa disapa Aan.

Seminar yang dibuka oleh Prof. Bambang Hari Wibisono mewakili Dekan Teknik UGM ini melibatkan ilmuwan dari beberapa perguruan tinggi, LAPAN, juga beberapa industri seperti PT Kaltim Parna Industri, PT Semen Padang dan PT Pusri. Sebanyak 56 makalah dipresentasikan yang dibagai kedalam beberapa kluster. Seperti kluster bahan teknik & mekanika bahan, kendali proses, mekanika fluida, pengolahan limbah industry & lingkungan, perpindahan kalor & massa, teknik industri, teknik dan reaksi & teknik pembakaran.