Links

Web Stats

    Page Views   Page View

    Visitors   46144 Hit Pengunjung

    Visitor Online   2 Pengunjung Online

UGM Launching Bahan Bakar Bio-Solar (B15) dan Buku Biodiesel

15 Desember 2014

Universitas Gadjah Mada Yogyakarta memperkenalkan bahan bakar biodiesel yang berhasil diciptakan oleh penelitinya. Dalam peresmian yang dilakukan di Balairung, Minggu (14/12/2014) siang, Rektor Dwikorita Karnawati melepas langsung dua bus kopata dan satu mobil milik Satuan Keamanan Kampus yang diisi dengan bahan bakar bio solar dari minyak jelantah tersebut.

Prof Arief Budiman, peneliti Process System Engineering research group (PSErg) UGM mengatakan bahwa bahan bakar biodiesel tersebut dihasilkan dari limbah minyak jelantah yang berasal dari pedangang kaki lima yang menjual makanan di wilayah Yogyakarta."Biodiesel sendiri merupakan bahan bakar pengganti solar yang terbuat dari minyak tumbuh-tumbuhan yang menghasilkan emisi gas buang relatif lebih bersih dibanding bahan bakar minyak bumi," ungkapnya.

Biodiesel tersebut menurutnya dihasilkan dari proses yang keseluruhannya dilakukan di laboratorium UGM. "Jelantah tersebut dicampurkan dengan metanol dan senyama Pottasium Hydroxide (KOH) sebagai katalis kemudian diaduk selama 1,5 jam dengan suhu 70 derajat celcius. Barulah setelah beberapa jam akan mendapatkan endapan dan bagian atasnya itulah yang digunakan sebagai biodiesel. Seluruhnya dibuat dalam alat penyaringan sederhana yang ada di lab kami," ungkapnya.

Pihaknya mengharapkan agar pihak lain dapat membuat biodiesel ini untuk membantu pemerintah dalam mengurangi emisi as rumah kaca yang memgakibatkan pemanasan global. "Karena cukup mudah caranya, kami harap elemen masyarakat lain dapat membuat dan mengaplikasikannya. Saya rasa siswa SMK dapat membuat," lanjutnya.

Pihak UGM akan dengan senang hati membantu jika ada pihak yang berkeinginan membuat biodiesel tersebut. "Kami telah bekerja sama dengan Bimo Transport dan juga Trans Jogja. Akan dengan senang hayi kami membantu apabila ada pihak lain yang ingin membuat bahan bakar ini," ungkapnya lagi.

Saat ini penggunaan biodiesel memiliki perbandingan sebanyak 15 persen dari penggunaan solar. Jika dicampurkan, bahan bakar inilah yang dinamakan dengan Bio Solar B15, yaitu bio diesel yang dicampur dengan solar dengan kadar campuran 15 persen.

Menurutnya lagi, penggunaan bio solar B 15 ini menrunkan emisi gas rumah kaca sebesar 1 persen dibandingkan dengan bio solar yang dijual di SPBU. "Bio Solar kita telah diuji dengan SNI dan hasilnya emisi rumah kaca turun 1 persen," lanjutnya lagi.

Rektor UGM, Dwikorita Karnawati mengharapkan agar temuan peneliti UGM ini dapat berguna bagi masyarakat. Hal tersebut sesuai dengan peran pengabdian UGM pada masyarakat.

"Semoga bahan bakar biodiesel ini dapat digunakan oleh masyarakat luas. Selain itu hal ini juga merupakan bentuk dukungan UGM pada pemerintah DIY untuk menurunkan tingkat emisi rumah kaca," ungkapnya

Pada kesempatan yang sama juga diluncurkan buku Biodiesel yang ditulis oleh Prof. Arief Budiman bersama Dr. Ratna Dewi Kusumaningtyas, Yano Surya Pradana, MEng dan Ni'mah Ayu Lestari, ST