Links

Web Stats

    Page Views   Page View

    Visitors   50033 Hit Pengunjung

    Visitor Online   2 Pengunjung Online

Puguh Indrasetiawan

27 Desember 2011

Program Studi S2, Program Studi Ilmu Kedokteran Dasar dan Biomedis, Fakultas Kedokteran UGM

Judul Penelitian:

Aktivitas Alfa Terpineol Sebagai Kandidat Antikanker Pada Cell Line T47-D: Sitotoksisitas, Hambatan Proliferasi dan Pacuan Apoptosis

Outline

Kanker payudara merupakan penyakit yang tersebar di seluruh dunia. Di Indonesia, pasien kanker payudara di terapi dengan radiasi, operaso, kemoterapi dan imunterapi (beberapa menggunakan kombinasi terapi), namun tidak dapat menjanjikan efektifitas 100% melawan kanker. Kemoterapi menggunakan senyawa sintetik (obat) seperti doksorubisin dan tamoksifen diketahui mengandung banyak efek samping yang tidak baik untuk pasien. Sekarang kita telah beranjak ke era back to nature dalam usaha untuk memerangi kanker. Salah satu senyawa yang diduga berefek sebagai agen antikanker adalah alfa-terpineol yang didapat dari tanaman Pinus merkusii, sebuah tanaman asli Indonesia.

Penelitian ini difokuskan untuk mempelajari bagaimana alfa-terpineol memengaruhi kultur sel kanker payudara. Model yang dipilih untuk mewakili kondisi ini adalah kultur sel T47D. Untuk menentukan baik tidaknya aktivitas alfa-terpineol yang diekstrak dari Pinus merkusii, maka akan digunakan alfa-terpineol yang dijual secara komersial sebagai pembanding. Sementara itu, untuk menentukan spesifitas dari alfa-terpineol hasil ekstraksi ini, digunakan kultur sel normal (Vero) yang mewakili kondisi sel normal pada manusia.

            Parameter yang diamati adalah profil apoptosis, sitotoksisitas dan hambatan siklus sel dari kultur T47D yang ditambahkan alfa terpineol hasil ekstraksi. Hasil ini akan dibandingkan dengan hasil dari sel normal dan alfa-terpineol komersial. Diharapkan alfa-terpineol hasil ekstraksi mampu secara selektif menghambat kanker dan tidak berbahaya terhadap sel normal.

Penelitian ini diharapkan memiliki hasil yang baik, sehingga dapat dilanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dengan menggunakan model hewan coba. Diharapkan juga selfa-terpineol ini bisa berlanjut ke uji klinik dengan melalui banyak tahap.