Links

Web Stats

    Page Views   Page View

    Visitors   46901 Hit Pengunjung

    Visitor Online   2 Pengunjung Online

Berita

PSE Riset Group Menuju Biodiesel Generasi Kedua (G2)

31 March 2011 - 09:14

Setelah hampir lima tahun berkonsentrasi pada pengembangan biodiesel generasi pertama (G1), PSE riset group akan segera melangkah untuk mengembangkan biodiesel generasi kedua (G2).  Beberapa inovasi telah dilakukan untuk biodiesel G1, seperti mengembangkan teknologi proses pembuatan biodiesel yang efisien dan beroperasi secara kontinyu. Unit operasi ini dapat mereaksikan minyak dan methanol menjadi biodiesel, sekaligus melakukan recoveri metanol dalam unit yang sama. PSE riset group juga berhasil mengembangkan biodiesel berbahan baku limbah pengolahan minyak sawit yang berupa PFAD (palm fatty acid distillate) yang nilai ekonominya jauh dibawah minyak sawit ataupun minyak nabati yang lain. Di bidang katalis, peneliti di riset group ini juga telah berhasil mengembangkan katalis padat berbasis limbah biomassa sebagai pengganti katalis cair yang tidak ramah lingkungan. Demikian disampaikan oleh Prof. Arief Budiman, koordinator PSE riset group UGM, kamis 31/11/2011.

Ditambahkan oleh Arief bahwa biodiesel G1 atau yang dikenal dengan metil ester asam lemak (fatty acid methyl esfer/FAME), adalah biodiesel yang diperoleh dari proses trans-esterifikasi minyak nabati (trigliserida) dengan metanol menggunakan katalis. Setiap konversi satu molekul trigliserida, akan menghasilkan tiga molekul FAME dan satu molekul produk samping berupa gliserol. Biodiesel Gl ini, walaupun sudah dipasarkan dalam bentuk biosolar di beberapa SPBU, namun masih memiliki beberapa masalah kompatibilitas terhadap mesin diesel, seperti korosi akibat kandungan atom oksigen yang tinggi dari FAME dan juga konsentrasi maksimum yang diizinkan sebagai campuran dengan minyak diesel turunan minyak bumi. Disamping itu, dalam kaitannya dengan emisi karbon dioksida (CO2) dari pembakaran FAME juga dikhawatirkan masih relatif tinggi akibat kandungan oksigen yang tinggi pada FAME. Untuk itu, PSE riset group akan segera berkonsentrasi mengembangkan biodiesel G2, imbuh Arief.

Dipaparkan oleh Dr. Sutijan, peneliti dari PSE riset group bahwa biodiesel G2 atau yang dikenal juga dengan green diesel merupakan hidrokarbon turunan dari minyak nabati yang mengalami proses hidrogenasi (hydroprocess). Dengan rute ini, aneka minyak nabati bisa diproses sekaligus menghasilkan propane, naphta dan green diesel. Hasil proses hidrogenasi ini jauh lebih efisien dibandingkan dengan proses trans-esterifikasi biodiesel G1 karena tidak menghasilkan hasil samping, kecuali air dan CO2. Disamping itu, green diesel atau biodiesel G2 ini mampu mencapai bilangan cetane 55 -90 jauh lebih tinggi dari capaian biodiesel G1 yang hanya 40-45, sehingga green diesel dapat langsung dipakai sebagai bahan bakar mesin diesel tanpa harus ditambahkan dengan solar bahkan tanpa harus melakukan modifikasi mesin.

Peneliti PSE riset group yang lain, Prof. Rochmadi menambahkan bahwa dalam pengembangan biodiesel G2 akan diintegrasikan dengan biodiesel G1 yang menghasilkan gliserol sebagai hasil sampingnya. Gliserol akan diubah menjadi hidrogen dengan proses oksidasi parsial dengan menggunakan katalis. Hidrogen yang dihasilkan inilah yang akan dipakai untuk kebutuhan reaktan pada pembuatan biodiesel G2 atau green diesel yang akan dikembangkan. Sehubungan dengan itu, saat ini PSE riset group juga sedang mengembangkan katalis berbasis lempung lokal untuk oksidasi parsial ini, imbuh Rochmadi.

Di akhir wawancara, Rochmadi mengakui bahwa memang masih ada kelemahan dari biodiesel G2 ini, yaitu sifatnya yang mudah membeku pada suhu dibawah 20 derajad Celsius. Hanya saja bagi negara tropis, hal ini tidaklah menjadi masalah karena suhu udara di Indonesia tidak pernah mencapai 20 derajad Celsius, pungkasnya.

Family gathering PSE riset group di Jambon Resto

10 February 2011 - 20:14

        Keberhasilan seseorang dibidang akademik tidak bisa dilepaskan dari situasi non akademik. Sehingga suasana keakraban antara mahasiswa, dosen pembimbing beserta keluarga harus selalu dijaga. Demikian pula capaian akademik di Process System Engineering (PSE) riset group juga tidak lepas dari suasana kekeluargaan yang telah terjalin dengan baik selama ini. Untuk menjaga keakraban anggota, pada hari Minggu 16 Januari 2011 bertempat di Jambon Resto, Ds Trihanggo Sleman telah d

iadakan family gathering PSE riset group. Seperti disampaikan oleh Prof. Arief Budiman, koordinator PSE riset group bahwa hubungan baik antara pembimbing dan mahasiswa dalam bidang akademik tidak terlepas dari kondisi non akademik. Sehingga, katanya, kedepan acara semacam ini akan selalu diadakan secara berkala. 

         Disampaikan oleh Zahrul Mufrodi, mahasiswa S3 yang juga dosen Teknik Kimia UAD Yogyakarta bahwa acara ini juga merupakan acara pembubaran panitia acara Syukuran Pengukuhan Guru Besar Prof Arief Budiman yang telah berlangsung dengan sukses pada tanggal 5 Januari 2011.  Dari beberapa tamu yang datang banyak yang berkomentar bahwa acara cukup terencana dengan baik, tamu tidak hanya sekedar datang selanjutnya makan dan pulang. Tamu yang hadir terlihat menikmati suasana dan acara yang telah disiapkan oleh segenap panitia yang semuanya adalah mahasiswa-mahasiswa yang tergabung didalam PSE riset group. Untuk itu, Zahrul menyampaikan terima kasih kepada segenap panitia yang telah mencurahkan waktu dan pikiran untuk menampilkan kreasinya dalam acara syukuran tersebut.

         Ditegaskan oleh Tya Indah Arifta, anggota panitia yang lain, bahwa munculnya kreasi-kreasi dihari-hari menjelang hari H didalam mengemas acara, tidak lepas dari kepercayaan yang diberikan oleh Prof. Arief kepada segenap panitia. Sehingga, katanya, segenap panitia bisa leluasa didalam mengemas jalannya acara.

         Disamping evaluasi kegiatan, pada acara tersebut disampikan satu catatan terkait  peran website sebagai sarana akuntabilitas kegiatan yang dilakukan PSE riset group sehingga  informasi kegiatan akademik maupun non akademik dapat diakses oleh masyarakat secara luas. Untuk itu, penyempurnaan website yang beralamat di pserg.wg.ugm.ac.id aka

n terus dilakukan secara berkala. Sebagaimana disampaikan oleh Arif Hidayat, mahasiswa S3 yang juga dosen Teknik Kimia UII Yogyakarta. "PSE riset group akan selalu mengupdate informasi penelitian yang dilakukan oleh para anggota, sehingga semua kegiatan penelitian dapat diakses oleh masyarakat ilmiah yang mempunyai ketertarikan dengan bidang yang sedang ditekuni oleh riset group ini", jelas Arif

          Diakhir acara family gathering tersebut, Prof. Arief Budiman menyampaikan perlunya mahasiswa mempunyai samurai spirit. Intinya adalah semangat tidak mudah putus asa. Jika seseorang mempunyai cita-cita atau goal, harus dibuat strategi yang terencana dan disertai kerja keras. Dan yang lebih penting lagi, “Semangat samurai tersebut harus dikemas dalam kerangka beribadah”, pungkasnya.

Prof. Arief Budiman: Konsep Pembangunan Perlu Menjaga Kelestarian…

10 February 2011 - 20:20

Upaya-upaya yang dilakukan dalam mengejar pertumbuhan ekonomi sering menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan. Oleh karena itu, pembangunan berkelanjutan (sustainable development) menjadi suatu keharusan yang tidak dapat dihindari jika bangsa Indonesia ingin menjaga kelestarian sumber daya alam dan lingkungan bagi generasi mendatang.

Menurut Prof. Ir. Arief Budiman, M.S., D.Eng., terdapat beberapa konsep terkait dengan pembangunan berkelanjutan. Namun, multidimensi dan multi-interpretasi menjadikan para ahli sepakat mengadopsi konsep berdasar Brundtland report. "Konsep yang didefinisikan bahwa pembangunan berkelanjutan sebagai pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengorbankan hak pemenuhan kebutuhan generasi mendatang," ujarnya di Balai Senat, Rabu (5/1), saat dikukuhkan sebagai Guru Besar Fakultas Teknik UGM.

Untuk mempertegas konsep ini, pada September 2000 sebanyak 189 negara, termasuk Indonesia, menandatangani Millenium Development Goals (MDGs) pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Millenium di New York. Sebanyak delapan sasaran ingin dicapai MDGs pada tahun 2015, salah satu di antaranya adalah menjamin daya dukung lingkungan hidup dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan dalam setiapkebijakan negara.

Dikatakan Arief bahwa konsep ini sangat bagus. Hanya saja, pelaksanaannya sering menemui banyak kendala. Laju pembangunan sering kali diikuti dengan laju kerusakan lingkungan. "Hal ini dikarenakan pelaksanaan pembangunan cenderung mengejar pertumbuhan ekonomi dan berorientasi jangka pendek sehingga dampak negatif tidak saja terhadap lingkungan, namun juga merugikan generasi yang akan datang," katanya.

Untuk itu, kata pria kelahiran Pati, 28 Juni 1960 ini, diperlukan suatu pedoman yang mampu mengarahkan setiap pengambil keputusan untuk melaksanakan kebijakan sumber daya alam yang rasional sesuai dengan kebutuhan saat ini tanpa mengurangi kebutuhan generasi yang akan datang. Oleh karena itu, yang perlu menjadi catatan adalah bahwa tanggung jawab pengelolaan sumber daya alam tidak hanya menjadi tugas pemerintah, tetapi juga melibatkan seluruh warga masyarakat Indonesia. "Penyatuan pola pikir, sikap, dan kepedulian terhadap keselarasan dengan alam oleh masyarakat turut memberikan kontribusi keberhasilan pengelolaan sumber daya alam," terang Kepala Laboratorium Komputasi, Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik UGM ini.

Dalam pidato "Pengelolaan Sumber Daya Alam Indonesia Berbasis Inovasi Teknologi dan Kearifan Lokal", Arief mengingatkan pengolahan sumber daya alam sebagai bidang teknik kimia. Dengan demikian, sudah sewajarnya jika kelompok mata kuliah ini dimasukkan ke dalam kurikulum. Untuk itu, di samping kelompok mata kuliah dengan materi pengenalan sumber daya alam organik dan anorganik serta industri berbasis sumber daya alam, perlu kiranya memperkenalkan mata kuliah terkait dengan etika pengelolaan sumber daya alam dan hukum-hukum pembangunan berkelanjutan.

Mata kuliah etika dimaksudkan agar pengelolaan sumber daya alam benar-benar sesuai kebutuhan rasional saat ini dan bertanggung jawab untuk kesejahteraan generasi yang akan datang. "Tentu saja mata kuliah etika lingkungan, etika ilmu pengetahuan dan teknologi, dan etika pembangunan dapat menjadi alternatifnya," tutur suami Ir. Asri Budiani, ayah Nurina Vidya dan Dhimas Rahardian ini. (HUmas UGM/ Agung)

UGM Berhasil Kembangkan Teknologi Proses Produksi Biodiesel Secara…

4 January 2011 - 17:36

Untuk mengantisipasi semakin berkurangnya cadangan minyak bumi, saat ini Indonesia telah memulai memproduksi biodiesel sebagai substitusi BBM. Didalam blueprint pengelolaan energi nasional 2005-2025, pemerintah telah menetapkan pemakaian biodiesel sebanyak 2% konsumsi solar pada tahun 2010, 3% pada tahun 2015 dan 5% pada tahun 2025. Pemerintah juga menetapkan kebutuhan biodiesel mencapai 720.000 kiloliter pada tahun 2010 dan akan ditingkatkan menjadi 1,5 juta kiloliter pada tahun 2015 dan 4,7 juta kiloliter pada tahun 2025. Demikian disampaikan Ir. Arief Budiman, MS, D.Eng peneliti dan koordinator Process System Engineering (PSE) Research Group, UGM.