Links

Web Stats

    Page Views   Page View

    Visitors   51192 Hit Pengunjung

    Visitor Online   6 Pengunjung Online

Berita

Perkembangan riset analisis eksergi pada distilasi cukup pesat

29 September 2012 - 10:07

     Perkembangan riset dibidang analisis eksergi yang berhubungan langsung dengan hukum thermodinamika 1 dan 2 cukup menggembirakan. Hal ini terbukti dengan tiada hentinya peneliti dibidang termodinamika terus berupaya mencari metoda yang efektif. Demikian disampaikan oleh Prof. Arief Budiman saat mengawali komentar pada ujian disertasi mahasiswa S3 dari Universiti Teknologi Petronas, Malaysia belum lama ini (7/9/2012). Arief Budiman yang diberi kepercayaan sebagai external examiner dari Khoa Ta Dang, mahasiswa program doktor asal Vietnam melanjutkan komentar bahwa peneliti bidang ini di Asia tidak begitu banyak. Sehingga dengan selesainya Khoa Ta Dang diharapkan akan menambah barisan peneliti bidang eksergi pada menara distilasi.

        Pada presentasi disertasinya yang berjudul “Graphical Exergy Analysis Method for Optimum Design and Operation of Separation Processes”, Khoa Ta Dang menjelaskan hasil invensinya yang berupa grafik tiga dimensi untuk analisis menara distilasi dan absorbsi. Dijelaskan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara reflux ratio, jumlah stage dan exergy loss pada analisis menara distilasi dan absorbsi. Sehingga diperlukan grafik yang memberikan informasi dari efek ketiganya.  Beberapa kasus pada menara distilasi telah ditinjau seperti pengaruh perubahan reflux ratio terhadap kemurnian hasil dan pengaruh penambahan heat exchanger untuk feed preheating. Demikian pula pada menara absorbsi juga ditinjau berbagai upaya perbaikan parameter operasi untuk memperbaiki kinerja kolom, serta pengaruh penambahan jumlah plate. Khoa Ta dang berhasil menyajikan hasil kedalam grafik tiga dimensi dengan bagus dan menarik. Sehingga dapat dengan mudah difahami pengaruh dari parameter yang diubah.

       Penguji lain, Prof. Mohd. Ibrahim Abd Muthalib dan Prof. Dr. Thanabalan Murugesan juga menyampaikan komentar senada. Bahkan kedua penguji berharap kepada Khoa agar terus konsisten dibidang eksergi yang dipelajari saat ini. Bidang ini perlu regenerasi peneliti, khususnya generasi muda agar riset eksergi terus berkembang dengan dinamis. Presentasi diakhiri oleh promoter, Prof. Suhaemi Mahathir dengan menyampaikan bahwa promovendus dapat lulus dan berhak menyandang gelar sebagai doktor dibidang teknik kimia. 

   
     

Prof. Kunio Yoshikawa berikan kuliah tamu di PSE riset group

17 Juli 2012 - 12:45

Sebagai implementasi kerjasama antara Tokyo Institute of Technology (TITech) dan UGM, baru-baru ini (19/6/2012) telah diadakan kuliah tamu oleh Prof. Kuni Yoshikawa. Kuliah diikuti oleh mahasiswa S1, S2 dan S3 yang tergabung dalam PSE riset group. Sebelum acara kuliah tamu dimulai semua mahasiswa S1, S2 dan S3 memperkenalkan diri sambil menjelaskan sekilas penelitian dan tugas akhir yang sedang dikerjakan. Perkenalan ini bertujuan disamping memperkenalkan teknologi yang sedang dikembangkan di PSE riset group, juga  dimaksudkan agar setiap mahasiswa memahami topik yang sedang dikerjakan oleh mahasiswa lain. Demikian urai Prof. Arief Budiman pada saat memberi pengantar kuliah tamu.

Kuliah tamu dengan topik “Production of useful fuels from biomass” ini diawali dengan pemutaran video oleh Prof. Yoshikawa tentang keberhasilan teknologi ini yang telah mengolah limbah menjadi energi. Selanjutnya dijelaskan tentang teknologi produksi bahan bakar padat (resource recycling system) dari limbah komunal. “Semua limbah yang berasal dari berbagai sumber tidak perlu dipilh-pilah, langsung dimasukkan kedalam reaktor yang dijalankan pada suhu tinggi dan tekanan tinggi. Steam jenuh dipilih sebagai pemanas yang langsung dimasukkan pada reaktor bersama limbah. Hasil yang keluar reaktor berupa sisa steam dan produk padatan yang selanjutnya dikeringkan. Sisa steam selanjutnya diembunkan dan air yang terbentuk dipakai sebagai umpan boiler penghasil steam untuk pemanas reaktor. Hasil yang berupa produk kering tanpa ada perlakuan khusus dapat langsung dipakai sebagai umpan untuk furnace, boiler ataupun cement kiln”, urai Yoshikawa.

Teknologi yang sama bisa diaplikasikan untuk limbah biomassa seperti ranting, dahan dan daun. Dari penelitian yang kami lakukan panas yang dipakai pada reaktor, diambilkan dari bahan bakar padat yang dihasilkan. Diperlukan sekitar 15 persen dari produk padat untuk pemanas reaktor, tambah Yohikawa.

Pada kesempatan kuliah tamu tersebut, juga disampaikan keberhasilan TITech dalam mengembangkan teknologi pengolahan limbah peternakan ayam dengan kapasitas 2 ton/hari. Sebelum kuliah ditutup, disediakan waktu diskusi dengan Prof. Yoshikawa. Ternyata antusiasme mahasiswa untuk mengetahui lebih dalam tentang teknologi yang dikembangkan TITech cukup tinggi. Hal ini terbukti dengan banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada Prof. Yoshikawa. Acara diakhir setelah berlangsung selama tiga jam, dengan foto bersama. 

PSE riset group siap lakukan scale up pabrik biodiesel

26 June 2012 - 11:44

Saat ini Indonesia telah mampu memproduksi bahan bakar yang bersumber dari energi terbarukan. Biodiesel misalnya, dibeberapa daerah telah berdiri  pabrik yang dirancang, dibuat dan dioperasikan oleh putera-putera bangsa Indonesia. Demikian disampaikan oleh Prof. Arief Budiman saat menjadi plenary speaker pada The 2nd Korean-Indonesian Workshop and International Symposium on Bioenergy from Biomass yang diadakan di Gedung DRN, Puspiptek, Sertpong belum lama ini (13/6/2012).

Ditambahkan oleh Arief bahwa peneliti-peneliti yang tergabung dalam Process System Engineering research group, UGM telah berhasil mengembangkan teknologi proses pembuatan biodiesel. Teknologi yang dipakai saat ini masih merupakan teknologi konvensional. Proses dijalankan secara batch dalam reaktor tangki berpengaduk selama 2-3 jam. Setelah diendapkan sekitar 10 jam, barulah biodiesel dapat dipisahkan dari produk sampingnya yang berupa gliserol.

“Proses pembuatan biodiesel pada teknologi yang kami kembangkan berlangsung secara kontinyu. Sehingga memungkinkan melakukan proses produksi secara terus menerus. Uji coba pada skala menengah (150 liter/hari) sudah berhasil kami lakukan. Bahkan perhitungan untuk menaikkan kapasitas (scale up), juga sudah kami jalankan”, beber Arief.

Setidaknya ada tiga keuntungan dari teknologi yang dikembangkannya. Beaya investasi akan berkurang karena tidak perlu ada reaktor. Disamping itu juga akan terjadi pengurangan beaya operasi karena proses dijalankan secara kontinyu. Dan dari sisi peralatan, akan menjadi lebih kompak karena reaktor dan alat pemisahan yang biasanya terpisah, menjadi hanya satu unit operasi, imbuh Arief

Diakui oleh Arief bahwa bisnis biodiesel di Indonesia masih menghadapi beberapa kendala. Diantaranya, masih mahalnya harga bahan baku untuk biodiesel jika dibandingkan dengan harga solar resmi yang hanya dipatok Rp 4.500 per liter. Jika biodiesel dibuat dari CPO yang harga per kg-nya pada kisaran Rp 8.000an, tentu saja tidak akan ekonomis kalau harus dijual sama dengan harga solar. Sehubungan dengan itu, Arief menambahkan bahwa perlu dicari alternatif bahan baku yang harganya murah dan kontinuitas pasokan harus terjaga.  Salah satu alternatif bahan yang bisa digunakan adalah kemiri sunan, pungkasnya. 

Peluang bisnis biodiesel masih terbuka

16 May 2012 - 14:58

 

Saat ini belum semua kebutuhan energi khususnya solar dapat dipenuhi oleh produksi domestik. Pada tahun 2011 tercatat produksi domestik sebesar 18,34 juta kL. Padahal kebutuhan dalam negeri mencapai 21,2 juta kL. Untuk menekan laju impor solar tersebut, PT Pertamina disarankan lebih meningkatkan produksi biodiesel dalam negeri. Kenaikan jumlah biodiesel ini dapat dipakai untuk menaikkan penggunaan fatty acid methyl ester (FAME) pada biosolar dari 5 persen menjadi 10 sampai 20 persen. Dalam jangka menengah Pertamina juga perlu menambah SPBU biosolar yang selama ini hanya terdapat di beberapa kota besar. Demikian paparan yang disampaikan oleh Prof. Dr. Arief Budiman pada Seminar Nasional “Perkembangan Riset dan Teknologi di Bidang Industri”  di Ruang Sidang Kantor Pusat Fakultas Teknik UGM belum lama ini (16/5).

Menurut Arief, “Dalam Peraturan Presiden No. 5/ 2006 tentang Kebijakan Energi Nasional menyebutkan kuota BBN jenis biodiesel pada tahun 2011-2015 sebesar 3 persen dari konsumsi energi nasional. Atau ekivalen dengan 1,5 juta kL. Padahal kapasitas produksi biodiesel dalam negeri baru mencapai 680 ribu kL. Sehingga peluang bisnis biodiesel masih sangat menjanjikan”.

“Saat ini UGM telah memiliki mini plant biodiesel yang beroperasi secara kontinyu dengan kapasitas 150 liter/hari. Tim peneliti dan pengembang teknologi biodiesel ini berharap kedepan dapat dilakukan scale up, sehingga dapat berdiri pabrik biodiesel skala besar karya anak bangsa”, beber Arief yang saat ini menjabat sebagai Direktur Frontier Research Center for Smart Energy and Eco-efficiency (ForSEE), FT UGM.

Pada kesempatan pembukaan seminar, ketua panitia Dr. Deendarlianto menyampaikan pentingnya diseminasi hasil penelitian, baik lewat seminar maupun media yang lain. Tanpa diseminasi hasil penelitian hanya akan menjadi laporan yang tersimpan di perpustakaan yang belum tentu dibaca. Disamping itu ditekankan pula perlunya inovasi didalam pengembangan teknologi. “Jika peneliti-peneliti melakukan inovasi teknologi dibidangnya masing-masing, tidak mustahil dalam waktu 30-40 tahun ke depan, Indonesia akan menjadi negara maju yang disegani”, imbuh dosen Teknik Mesin dan Industri, FT UGM yang biasa disapa Aan.

Seminar yang dibuka oleh Prof. Bambang Hari Wibisono mewakili Dekan Teknik UGM ini melibatkan ilmuwan dari beberapa perguruan tinggi, LAPAN, juga beberapa industri seperti PT Kaltim Parna Industri, PT Semen Padang dan PT Pusri. Sebanyak 56 makalah dipresentasikan yang dibagai kedalam beberapa kluster. Seperti kluster bahan teknik & mekanika bahan, kendali proses, mekanika fluida, pengolahan limbah industry & lingkungan, perpindahan kalor & massa, teknik industri, teknik dan reaksi & teknik pembakaran.